Senin, 25 Februari 2013


Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga eksogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
  • Atmosfer, 
  •  perubahan suhu 
  • dan angin.
·         Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser dan sebagainya.
·         Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme dan vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air angin gletser atau dengan hanya gravitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.




BENTUK-BENTUK TENAGA EKSOGEN
A. Pengikisan / Erosi                                                                                                                        
Erosi merupakan pengikisan permukaankulit bumi karena aliran air, es, atau angin. Dilihat dari penyebabnya ada 4 macam erosi:
1. Tenaga air

·         Erosi air sungai

Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah yang dilalui. Gesekan itu besar jika kecepatan dan jumlah airnya besar. Gesekan ini, menimbulkan pengikisan, sebab air itu banyak mengakut benda-benda padat. Air tenang tidak mengadakan gesekan dan tidak menimbulkan pengikisan. Syarat pengikisan adalah air itu harus mengalir dan mengangkut benda-benda padat. Akibatnya, terjadilah lembah-lembah dan jurang yang dalam.

·         Erosi air laut (abrasi)

Abrasi merupakan perusakan/pengikisan pantai oleh pukulan gelombang laut yang terus menerus terhadap dinding pantai.
Bentuk dari erosi yang diakibatkan oleh air
a . Erosi percikan ( splash erosion )
b . Aliran erosi parit ( gully erosion )
c . Erosi lembah ( valley erosion )
d . Aliran erosi ngarai ( canyon erosion )
e . Gua-gua laut
f . Lekung laut
Bentuk sisa dari erosi yang diakibatkan oleh air dan gelombang berupa jereng-jereng pegunungan, bukit-bukit, dasar pantai yang datar dan tanjung dengan ujung yang curam. Sedangkan hasil endapan berupa delta, kipas-kipas aluvial, dataran banjir, gosong pasir ( bars ) dan dasar laut yang dangkal.


2. Tenaga angin
            Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun pasir. Pasir-pasir tersebut di endapkan ditempat lain dan membentuk bukit pasir dan gelombang-gelombang pasir. Bentuk erosi dari angin berupa  lubang-lubang hasil tiupan angin ( blow holes ). Bentuk sisa dari erosi angin berupa batu jamur ( pedestal rocks ) dan bentuk endapannya berupa bukit-bukit pasir (sand dunes )
3. Tenaga gletser
            Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gesekan lapisan es atau karena pencairannya menuruni pegunungan. Hasil pengikisan batuan terseret ke bawah dan ketika tenaga pengangkut melemah, maka material-material  akan terendapkan. Material yang terendapkan oleh erosi es disebut moraine.  Bentuk dari erosi gletser antara lain ledok berundak ( cirques ) dan palung glasial. Bentuk sisa dari erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk ( matterhorn peaks ) serta jereng-jereng yang kasar dan tajam.
4. Tenaga Organisme atau makhluk hidup
Organisme tenaga penggerak erosi yaitu binatang dan manusia. Erosi oleh organisme berupa liang-liang galian binatang. Bentuk endapan dari erosi organisme berupa karang koral dan sarang binatang.
Dampak pengaruh erosi air terhadap material yang dihancurkan, yang diangkut, dan yang diendapkan:
a.       Terhadap batu-batuan yang diangkut
Batu-batu yang diangkut seakan di gesek-gesekkan dan di benturkan. Karena geseran dan benturan itu, maka batu-batu ini, pecah dan makin lama makin bulat dan makin kecil. Batu-batu yang hanya digeser-geserkan menjadi tipis dan akhirnya menjadi pipih. Batu-batu yang diguling-gulingkan menjadi bulat dan berubah menjadi batu guling.

b.      Terhadap sungai
1.      Hulu sungai
Di hulu, air sungai jalannya cepat karena gradien dasarnya miring sekali. Karena itu, erosi dasar lebih besar daripada erosi tepi. Akibatnya sungai menjadi lebih cepat dalam daripada lebar sehingga palung-palung sungaiberbentuk sebagai huruf V.
2.      Bagian tengah sungai
Di dasar bagian tengah sungai sudah landai. Kecepatan air sungai sudah semakin berkurang. Benda-benda padat yang besar mulai diendapkan. Pengendapan itu terjadi terutama di tepi karena kecepatan air yang paling kecil adalah di tepi. Karena itu garis arus mulai membelok sehingga erosi ke tepi yang dituju menjadi besar. Akibatnya, sungai mulai membelok. Belokan ini makin lama makin besar. Jika palung sungai itu homogen, tidak mudah gugur, dan tidak ada batu-batu besar, maka akan dapat terbentuk meander. Meander adalah belokan sungai ke kiri dan ke kanan secara berurutan dan ada belokan yang belokan yang membentuk sudut 180 (arah aliran sungai berbalikan). Meander kebanyakan terdapat di hilir sungai karena syarat-syarat terjadinya meander dapat dipenuhi.
3.      Hilir sungai
Dasar palung sungai bagian hilir adalah datar. Air mengalir lambat sekali atau dapat dikatakan hampir-hampir tidak mengalir. Benda-benda yang diangkut banyak diendapkan, terutama di muara sungai. Akibatnya, terjadi pulau-pulau yang disebut delta. Terjadinya delta ini dapat dicegah, jika perbedaan antara pasang naik dan pasang turun / surut besar, daratan muara sungai mengalami  penurunan, dan ada arus yang kencang atau gelombang yang besar.
c.       Terhadap relief permukaan bumi
Karena pengaruh erosi, maka gunung-gunung yang tinggi manjadi rendah. Puncak-puncaknya yang mula-mula tajam menjadi bulat. Jurang-jurang yang dalam makin lama makin dangkal sebagai akibat adanya erosi dinding tebing dan lereng gunung makain menghebat. Dataran-dataran tinggi menjadi rendah, dan dataran rendah menjadi tinggi karena endapan tanah. Akhirnya , terbentuklah suatu pembentukan permukaan bumi yang disebut peneplain.
d.      Terhadap tanah pertanian
Erosi dapat mempunyai dua macam pengaruh terhadap tanah pertanian. Pengaruh itu ditentukan oleh jenis erosi. Kedua macam pengaruh tersebut adalah:
1.      Pengaruh buruk, terjadi bila tanah yang diangkut oleh erosi itu lebih banyak dari tanah yang terjadi karena pelapukan. Erosi ini menyebabkan tanah tendus.
2.      Pengaruh baik, terjadi bila jumlah tanah yang diangkut oleh erosi itu seimbang dengan jumlah tanah yang terbentuk oleh pelapukan. Erosi semacam itu menyebabkan kesuburan tanah.
Erosi dapat dikurangi dengan cara:
a.       Membuat terasering
b.      Menjalankan strip-cropping yaitu mengadakan tanaman selang seling yang waktu panennya tidak sama
c.       Reboisasi  
B. Pelapukan

Merupakan salah satu tenaga eksogen yang menghasilkan bentuk muka bumi.
Macam–macam pelapukan sebagai berikut:
1. Pelapukan fisik
Proses pelapukan ini sangat dipengaruhi kondisi alam. Pelapukan fisik terjadi oleh adanya tenaga panas,
gletser, angin dan air hujan. Pelapukan fisik terjadi secara alami tanpa adanya campur tangan manusia
2. Pelapukan kimiawi
Pelapukan yang terjadi karena proses kimiawi sehingga batuan menjadi lapuk disebut batuan sedimen. Misal batuan kapur yang terkena air. Batuan kapur atau gamping dengan rumus kimia CaCO3 bila bercampur dengan air hujan ( H2O ) yang mengandung CO2 , maka akan menjadi larut. Itulah contoh pelapukan kimiawi
Jenis-jenis batuan  berdasar proses pembentukannya yaitu batuan beku batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma, batuan sedimen batuan yang terbentuk akibat dari pelapukan kimiawi, batuan piroklastik batuan yang terbentuk akibat adanya letusan gunung berapi, batuan metamorf batuan yang terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperatur yang cukup tinggi.
3. Pelapukan organis atau biologis
Pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. Manusia juga merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya pelapukan

C. Pengangkutan Material ( mass wasting )
Pengangkutan material terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau
perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain.
Proses pengangkutan material berlangsung dalam empat jenis pergerakan material yaitu :
1. Jenis pergerakan pelan ( lambat )
Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan pelan ( lambat ) pada proses mass wasting.
Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng secara pelan.

2. Jenis pergerakan cepat
Jenis pergerakan ini dapat dibagi sebagai berikut
-Aliran tanah, yaitu gerakan berlumpur yang mengandung air menuruni lereng dengan
 Kemiringan  kecil.
-Aliran lumpur, yaitu gerak puing batuan yang mengandung air menuruni saluran secara
 pelan  hingga cepat
-Gugur puing, yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran sempit,
  menuruni lereng curam


3. Longsor lahan ( landslide )
Gerakan tersebut dapat dibagi menjadi :
-Luncur yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing batuan
-Longsor puing yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan dan berlangsung
 cepat
-Jatuh puing yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang    vertical atau   menggantung
-Longsor batu yaitu massa batuan yang secara individu meluncur menuruni permukaan
  lapisan
-Jatuh batu yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam



D. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh oleh media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar