Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar
bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil
bentukan dari tenaga eksogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga
endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
- Atmosfer,
- perubahan suhu
- dan angin.
·
Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan
gelombang laut, gletser dan sebagainya.
·
Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan
dan manusia
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan
mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan,
pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut
muncul bukit hasil aktivitas tektonisme dan vulkanisme. Mula-mula bukit
dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur
diangkut oleh tenaga air angin gletser atau dengan hanya gravitasi bumi. Hasil
pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya
membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang
halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai.
Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis
dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian
diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa
juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan
angin.
BENTUK-BENTUK TENAGA EKSOGEN
A. Pengikisan / Erosi
Erosi
merupakan pengikisan permukaankulit bumi karena aliran air, es, atau angin.
Dilihat dari penyebabnya ada 4 macam erosi:
1. Tenaga air
·
Erosi air sungai
Air yang mengalir menimbulkan
gesekan terhadap tanah yang dilalui. Gesekan itu besar jika kecepatan dan
jumlah airnya besar. Gesekan ini, menimbulkan pengikisan, sebab air itu banyak
mengakut benda-benda padat. Air tenang tidak mengadakan gesekan dan tidak
menimbulkan pengikisan. Syarat pengikisan adalah air itu harus mengalir dan
mengangkut benda-benda padat. Akibatnya, terjadilah lembah-lembah dan jurang
yang dalam.
·
Erosi air laut (abrasi)
Abrasi merupakan
perusakan/pengikisan pantai oleh pukulan gelombang laut yang terus menerus
terhadap dinding pantai.
Bentuk
dari erosi yang diakibatkan oleh air
a . Erosi percikan ( splash erosion )
b . Aliran erosi parit ( gully erosion )
c . Erosi lembah ( valley erosion )
d . Aliran erosi ngarai ( canyon erosion )
e . Gua-gua laut
f . Lekung laut
Bentuk sisa dari erosi yang diakibatkan oleh air dan
gelombang berupa jereng-jereng pegunungan, bukit-bukit, dasar pantai yang datar
dan tanjung dengan ujung yang curam. Sedangkan hasil endapan berupa delta,
kipas-kipas aluvial, dataran banjir, gosong pasir ( bars ) dan dasar
laut yang dangkal.
2. Tenaga angin
Pengikisan oleh angin banyak terjadi
di daerah gurun pasir. Pasir-pasir tersebut di endapkan ditempat lain dan
membentuk bukit pasir dan gelombang-gelombang pasir. Bentuk erosi dari angin
berupa lubang-lubang hasil tiupan angin ( blow holes ). Bentuk
sisa dari erosi angin berupa batu jamur ( pedestal rocks ) dan bentuk
endapannya berupa bukit-bukit pasir (sand dunes )
3. Tenaga gletser
Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gesekan lapisan es
atau karena pencairannya menuruni pegunungan. Hasil pengikisan batuan terseret
ke bawah dan ketika tenaga pengangkut melemah, maka material-material akan terendapkan. Material yang terendapkan
oleh erosi es disebut moraine. Bentuk
dari erosi gletser antara lain ledok berundak ( cirques ) dan palung
glasial. Bentuk sisa dari erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk (
matterhorn peaks ) serta jereng-jereng yang kasar dan tajam.
4. Tenaga Organisme atau makhluk hidup
Organisme tenaga penggerak erosi
yaitu binatang dan manusia. Erosi oleh organisme berupa liang-liang galian
binatang. Bentuk endapan dari erosi organisme berupa karang koral dan sarang
binatang.
Dampak pengaruh erosi air terhadap
material yang dihancurkan, yang diangkut, dan yang diendapkan:
a.
Terhadap batu-batuan yang
diangkut
Batu-batu yang
diangkut seakan di gesek-gesekkan dan di benturkan. Karena geseran dan benturan
itu, maka batu-batu ini, pecah dan makin lama makin bulat dan makin kecil.
Batu-batu yang hanya digeser-geserkan menjadi tipis dan akhirnya menjadi pipih.
Batu-batu yang diguling-gulingkan menjadi bulat dan berubah menjadi batu
guling.
b.
Terhadap sungai
1.
Hulu sungai
Di hulu, air sungai jalannya cepat karena gradien dasarnya miring
sekali. Karena itu, erosi dasar lebih besar daripada erosi tepi. Akibatnya
sungai menjadi lebih cepat dalam
daripada lebar sehingga palung-palung sungaiberbentuk sebagai huruf V.
2.
Bagian tengah
sungai
Di dasar bagian tengah sungai sudah landai. Kecepatan air sungai sudah
semakin berkurang. Benda-benda padat yang besar mulai diendapkan. Pengendapan
itu terjadi terutama di tepi karena kecepatan air yang paling kecil adalah di
tepi. Karena itu garis arus mulai membelok sehingga erosi ke tepi yang dituju
menjadi besar. Akibatnya, sungai mulai membelok. Belokan ini makin lama makin
besar. Jika palung sungai itu homogen, tidak mudah gugur, dan tidak ada
batu-batu besar, maka akan dapat terbentuk meander. Meander adalah belokan
sungai ke kiri dan ke kanan secara berurutan dan ada belokan yang belokan yang
membentuk sudut 180 (arah aliran sungai berbalikan). Meander kebanyakan
terdapat di hilir sungai karena syarat-syarat terjadinya meander dapat
dipenuhi.
3.
Hilir sungai
Dasar palung sungai bagian hilir adalah datar. Air mengalir lambat sekali
atau dapat dikatakan hampir-hampir tidak mengalir. Benda-benda yang diangkut
banyak diendapkan, terutama di muara sungai. Akibatnya, terjadi pulau-pulau
yang disebut delta. Terjadinya delta ini dapat dicegah, jika perbedaan antara
pasang naik dan pasang turun / surut besar, daratan muara sungai mengalami penurunan, dan ada arus yang kencang atau
gelombang yang besar.
c.
Terhadap
relief permukaan bumi
Karena pengaruh erosi, maka gunung-gunung yang tinggi manjadi rendah.
Puncak-puncaknya yang mula-mula tajam menjadi bulat. Jurang-jurang yang dalam
makin lama makin dangkal sebagai akibat adanya erosi dinding tebing dan lereng
gunung makain menghebat. Dataran-dataran tinggi menjadi rendah, dan dataran
rendah menjadi tinggi karena endapan tanah. Akhirnya , terbentuklah suatu
pembentukan permukaan bumi yang disebut peneplain.
d.
Terhadap
tanah pertanian
Erosi dapat mempunyai dua macam pengaruh terhadap tanah pertanian. Pengaruh
itu ditentukan oleh jenis erosi. Kedua macam pengaruh tersebut adalah:
1.
Pengaruh
buruk, terjadi bila tanah yang diangkut oleh erosi itu lebih banyak dari tanah
yang terjadi karena pelapukan. Erosi ini menyebabkan tanah tendus.
2.
Pengaruh
baik, terjadi bila jumlah tanah yang diangkut oleh erosi itu seimbang dengan
jumlah tanah yang terbentuk oleh pelapukan. Erosi semacam itu menyebabkan
kesuburan tanah.
Erosi dapat dikurangi dengan cara:
a.
Membuat
terasering
b.
Menjalankan
strip-cropping yaitu mengadakan tanaman selang seling yang waktu panennya tidak
sama
c.
Reboisasi
B. Pelapukan
Merupakan
salah satu tenaga eksogen yang menghasilkan bentuk muka bumi.
Macam–macam
pelapukan sebagai berikut:
1. Pelapukan fisik
Proses
pelapukan ini sangat dipengaruhi kondisi alam. Pelapukan fisik terjadi oleh
adanya tenaga panas,
gletser,
angin dan air hujan. Pelapukan fisik terjadi secara alami tanpa adanya campur
tangan manusia
2. Pelapukan kimiawi
Pelapukan yang terjadi karena proses kimiawi sehingga batuan
menjadi lapuk disebut batuan sedimen. Misal batuan kapur yang terkena air.
Batuan kapur atau gamping dengan rumus kimia CaCO3 bila bercampur dengan air
hujan ( H2O ) yang mengandung CO2 , maka akan menjadi larut. Itulah contoh
pelapukan kimiawi
Jenis-jenis
batuan berdasar proses pembentukannya yaitu batuan beku batuan yang
terbentuk akibat pembekuan magma, batuan sedimen batuan yang terbentuk akibat
dari pelapukan kimiawi, batuan piroklastik batuan yang terbentuk akibat adanya
letusan gunung berapi, batuan metamorf batuan yang terbentuk dari berbagai
jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan
temperatur yang cukup tinggi.
3. Pelapukan organis atau biologis
Pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. Manusia juga
merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya pelapukan
C. Pengangkutan Material ( mass wasting )
Pengangkutan
material terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi
pengangkutan atau
perpindahan
material dari satu tempat ke tempat lain.
Proses
pengangkutan material berlangsung dalam empat jenis pergerakan material yaitu :
1. Jenis pergerakan pelan ( lambat )
Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan pelan (
lambat ) pada proses mass wasting.
Rayapan
adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng secara pelan.
2. Jenis pergerakan cepat
Jenis
pergerakan ini dapat dibagi sebagai berikut
-Aliran tanah, yaitu gerakan berlumpur yang mengandung air
menuruni lereng dengan
Kemiringan kecil.
-Aliran lumpur, yaitu gerak puing batuan yang mengandung air
menuruni saluran secara
pelan hingga cepat
-Gugur puing, yaitu puing-puing batuan yang meluncur di
dalam saluran sempit,
menuruni lereng curam
3. Longsor lahan ( landslide )
Gerakan
tersebut dapat dibagi menjadi :
-Luncur yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa
unit puing batuan
-Longsor puing yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan
dan berlangsung
cepat
-Jatuh puing yaitu puing batuan yang
jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertical atau menggantung
-Longsor batu yaitu massa batuan yang secara individu
meluncur menuruni permukaan
lapisan
-Jatuh batu yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas
dari lereng curam
D. Sedimentasi
Sedimentasi
adalah suatu proses pengendapan
material yang ditransport oleh oleh media air, angin, es atau gletser di suatu
cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses
pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit
pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah
pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar